Jumat, 17 Juli 2009
Komandan AS akui tak dapat kalahkan Thaliban
KABUL (SuaraMedia News) – Komandanmiliter AS, Laksamana Michael Mullen mengatakan bahwa dirinya tidak tahu persis berapa lama waktu yang diperlukan bagi AS agar mampu meningkatkan “keamanan” di Afghanistan dan menyingkirkan para pejuang Taliban.
Dia mengeluarkan peringatan bahwa para pejuang Taliban bertempur dengan lebih gigih, lebih terorganisir, oleh karena itu, pertempuran dengan Taliban akan berlangsung dengan amat sengit dan memakan waktu yang panjang.
Namun dia menambahkan bahwa jika strategi tempur dan siasat AS dilakukan dengan cukup baik, maka mereka bisa saja menghasut rakyat Afghanistan untuk berpaling dari Taliban.
AS kembali mengerahkan 33.000 orang prajurit untuk menambah 30.000 orang pasukan yang ada di Afghanistan. Pasukan tersebut bergabung dengan pasukan Nato lainnya yang sebelumnya sudah berada di Afghanistan.
Awal bulan ini, pasukan marinir AS melancarkan serangan besar-besaran pertama dibawah komando presiden AS Barack Obama. Sekitar 4.000 orang tentara, yang sebagian merupakan bekas tentara yang ditempatkan di Irak dan ditarik keluar untuk dialihkan ke Afghanistan, merangsek menyusuri sungai Helmand, dengan dukungan openuh dari helikopter tempur dan tentara Afghanistan.
Laksamana Mullen melakukan wawancara eksklusif dengan channel BBC berbahasa Arab di pangkalan militer Bagram di Afghanistan, dia mengatakan bahwa dia percaya diri bahwa ada cukup banyak pasukan untuk mempertahankan wilayah tersebut dan memerangi Taliban.
Ketika ditanyakan mengenai berapa lama situasi di daerah tersebut akan berkembang, dia menjawab: “Saya tidak tahu persis berapa lama.”
“Saya tahu benar bahwa keadaan menjadi semakin buruk dalam tiga bahkan tiga setengah tahun terakhir sejak 2006, dan (para pejuang) Taliban memang bertempur dengan semakin baik.”
Dia menambahkan, “namun pertempuran bukanlah hal yang utama.”
“Pada akhirnya, jika kami melakukannya (menghasut rakyat Afghanistan) dengan benar, maka warga Afghanistan akan berpaling dari Taliban.”
“Dan itulah jawaban yang selama ini kami nantikan,” kata Mullen.
Dia menambahkan bahwa dalam waktu 12 hingga 18 bulan ke depan, AS perlu untuk membalikkan keadaan. Dengan tingkat kekerasan yang terus meningkat sejak tahun 2006, keamanan AS menjadi lebih buruk.
“Namun, menciptakan “keamanan” yang benar-benar meyakinkan akan memakan waktu,” pungkasnya.
Sementara itu, seorang analis masalah Asia Selatan mengatakan bahwa permasalahan Taliban yang mengendalikan Pakistan dan juga masalah persenjataan nuklir sudah terlalu dibesar-besarkan oleh pihak Barat, demikian katanya seperti dikutip oleh RIA Novosti.
“Saya rasa, masalah ancaman yang digembar-gemborkan oleh AS sudah dilebih-lebihkan,” demikian kata Rahul Roy-Chaudry, seorang analis dari Institut Internasional Studi Strategis. “Pakistan sama sekali bukan negara gagal. Pakistan adalah sebuah negara bersatu.”
Komentar dari analis tersebut dilontarkan sesaat sebelum perdana menteri India, Mammohan Singh bertemu dengan Yousuf Raza Gilani dari Pakistan, pertemuan tersebut berlangsung di Mesir untuk membicarakan mengenai cara meredakan ketegangan antara kedua negara tetangga tersebut.
Hubungan antara kedua negara tersebut memburuk setelah bulan November lalu terjadi sebuah serangan di kota Mumbai, India. Pemerintah India langsung menuding kelompok dari Pakistan sebagai pihak yang mendalangi serangan tersebut.
“Saya rasa, posisi yang diambil India juga menegaskan bahwa kemungkinan mengenai Taliban mengambil alih Pakistan adalah sebuah hal yang dilebih-lebihkan.”
Sumber : eramuslim.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar