Pages

Sesungguhnya kemauan yang kuat untuk memikul amanah dan kewajiban yang dibebankan Alllah kepada kita adalah sebuah kemuliaan dan keuntungan, bukan beban dan kerugian.

Selasa, 15 Juni 2010

S T M J, sebuah gaya hidup remaja Islam modern kah?

Pembaca : S T M J? Apa sih itu? Susu Telor Madu Jahe ya?

Maxbreaker : Owh, bukan, bukan! S T M J itu adalah Sholat Terus, Maksiat Jalan….

Pembaca : Lho kok??? Maksudnya???

Maxbreaker : Silahkan baca deh…

Definisi

Saya akan mendefinisikannya per 2 kata terlebih dahulu.

1. Sholat Terus, maksudnya adalah si pelaku S T M J ini melakukan sholat terus secara teratur dan dikerjakan 5 waktu, dengan kata lain si pelaku S T M J ini rajin sholat
2. Maksiat Jalan, maksudnya adalah si pelaku S T M J ini melakukan perbuatan maksiat secara teratur dan terus berjalan

Sekarang saya akan mendefinisikannya secara utuh tapi singkat

Sholat Terus, Maksiat Jalan, maksudnya adalah si pelaku S T M J ini rajin sholat, tetapi tetap menjalankan perbuatan maksiat secara kontinyu.



Fakta di lapangan



Yah fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak remaja Islam di masa modern ini telah menjadi pelaku S T M J.

Secara jujur saya juga mengakui bahwa dulu saya adalah pelaku S T M J juga, tapi Alhamdulillah sekarang saya sudah meninggalkannya dan bertaubat. :)

Saya tidak akan mengambil contoh jauh-jauh, saya mengambil contoh teman-teman sekolah saya.

Ya saya banyak melihat pelaku S T M J ini yang berkeliaran di sekolah saya.

Sebut saja si A dan si B, mereka adalah sepasang kekasih. Saya pernah melihat mereka berada dalam bilik warnet berduaan. Kemudian di lain hari di sekolah saat sholat duhur di Masjid sekolah, saya melihat si A sholat dengan khusyuknya dan setelah dia selesai sholat dia lalu berdoa dengan khusyuknya juga. Begitu juga dengan si B, setahu saya dia dari keluarga baik-baik dan sholatnya pun rajin. Nah di lain hari lagi, saya melihat mereka berduaan di bilik warnet lagi dan tiap hari mereka mojok berduaan di sekolah! Masya Allah!

Dan masih ada banyak contoh lainnya, si C, si D, si E, dst. Mereka itu anak-anak yang rajin sholat tapi saya sering melihat mereka mojok dengan mesranya, sambil pegangan tangan, rangkulan. Bahkan menurut cerita dari sumbernya langsung, beberapa dari mereka kalau di tempat sepi berciuman dan saling raba! Dan mereka itu tetap rajin dalam mengerjakan solat.

Kasus lain, yaitu banyak diantara teman-teman saya yang rajin solat, bahkan rajin ke Masjid tapi rajin nonton bokep juga!

Lalu kasus terakhir, ada teman saya yang rajin sholat juga, rumahnya di belakang Masjid jadi otomatis dia rajin ke Masjid, tapi hobinya nyolong!

Kenapa bisa terjadi?

Yah, kenapa ini bisa terjadi? Padahal kan dalam Al Quran surat Al ‘Ankabuut ayat 45 Allah berfirman:

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Saya pernah menanyakan hal ini pada seorang kyai saat pengajian di sekolah, dan jawaban beliau adalah: “orang yang mengerjakan sholat tetapi sholatnya belum dapat mencegahnya dari perbuatan maksiat berarti sholatnya itu belum benar dan hendaklah dia memperbaiki sholatnya, karena kalau sholatnya sudah benar dan dia sudah benar-benar memahami makna sholat maka Insya Allah dia akan berhenti dari melakukan perbuatan maksiat.”

Jadi?

Perilaku S T M J yang menimpa remaja muslim ini harus segera dihentikan, yaitu dengan jalan memperbaiki kualitas sholat kita masing-masing.

Apabila perilaku S T M J ini tumbuh subur di kalangan remaja Islam, tentunya ini sangat berbahaya dan dapat mengakibatkan kehancuran Islam.

Sebagai penutup, semoga Allah selalu memberikan petunjuk kepada kita semua, Amin.
http://maxbreaker.wordpress.com

Jumat, 11 Juni 2010

Miss Amerika yang Muslimah, Apakah Sebuah Prestasi?


Ketika meng-cross check seseorang yang meminta pertemanan di fb (Facebook-red) beberapa hari yang lalu, saya lihat nama, tidak dikenal, lalu saya telusuri profilnya, berasal dari kota yang saya yakin tidak pernah ada kontak dengan dia. Lalu saya coba dengan asal sekolah, juga bukan seseorang yang satu alumni. Lalu saya coba lihat di dindingnya, seseorang akan terlihat cara pandangnya dari cara dia menulis dan apa yang dia tulis.

Di dindingnya, dia tulis, kurang lebih demikian “Pertama kali dalam sejarah, Miss Amerika 2010 adalah seorang muslim Amerika.” Saya bukan seorang psikolog, jadi tidak dapat mengetahui apakah ungkapan tersebut ungkapan bangga, atau ungkapan perasaan yang lain.

Saya tidak hendak membicarakan orang tersebut yang meminta pertemanan, saya hanya ingin membawa apa yang dia tulis. Terus terang, ketika membaca isi dari dinding di Facebooknya, yang membuat saya tertarik adalah “Miss Amerika pertama yang muslim”.

Bagi kalangan tertentu, menjadi seorang Miss yang mewakili sebuah negara adalah sebuah kebanggaan. Memang seperti itulah realitanya, sehingga untuk mendaftar saja butuh pengorbanan, karena harus mengantri layaknya mendaftar CPNS.

Apa yang dibanggakan dari seorang Miss? Apalagi kalau bukan kemasyhuran, karir yang menjanjikan di dunia entertaintment, dan lain lain yang dapat membawanya ke jenjang kesuksesan. Konon seperti itu.

Hanya saja, yang membuat saya miris adalah, bukan hanya keglamoran yang ditampilkan, tetapi coba kita perhatikan tahapan- tahapan yang harus dilalui dalam ajang pemilihannya. Jangan jauh- jauh ke Amerika sana, bahkan di Indonesia sendiripun benar- benar mengadopsi dan menerapkan gaya yang sama dengan Miss Universe.

Mulai dari pakaian yang dikenakan yang sangat sangat minim, bahkan sampai minimnya you can see all of my body (naudzubillah), lalu dengan pakaian yang tidak memandang adat ketimuran itu, mereka berlenggak lenggok diatas pentas sambil diberi applause oleh audience.

Jika ada yang berkilah, menjadi seorang Miss Universe, beserta turunannya bukan hanya dilihat dari aspek fisik dan kecantikan semata, tapi juga aspek intelektual, maka saya katakan, beranikah panitia dan juga tim juri untuk mempertahankan seorang peserta dengan kostum muslimahnya, atau dengan tidak mensyaratkan harus berbikini ria dalam suatu tahapan seleksi?

Oh tidak, pasti tidak, karena Miss Universe diluar sana lebih heboh lagi tentunya.

Sudahlah, kita tidak usah membahasnya panjang lebar. Karena ini hanya salah satu fenomena akhir zaman yang harus kita lalui dan kita hadapi sebagai sebuah tantangan untuk menjadikan orang- orang disekeliling kita lebih percaya dengan keyakinan syariat Islam yang kita pegang.

Saya jadi teringat dalam sebuah seminar dengan tajuk “Menjadi Ibu Teladan” yang salah satu pembicaranya adalah Ustadz Budi Dharmawan (suami dari Ibu Yoyoh Yusroh), beliau menjelaskan bagaimana etika seorang muslimah ketika harus berinteraksi dengan dunia luar.

Saya tidak hendak membahas apa yang beliau bahas, Cuma hanya akan menukil salah satu pernyataannya saja, bahwa “Ibunda Nabi Isa As, yaitu Siti Maryam, disebutkan dalam Al-Quran dengan sebutan Nisa’il ‘Alami”. Apa yang dimaksud dengan Nisa’il ’Alami? Nisa dalam pengertian bahasa Arab adalah wanita, dan ‘alami adalah alam (dunia). Jadi jika diterjemahkan bebas, Bunda Siti Maryam adalah seorang Miss Universe.”

Pengakuan ke-miss universe-annya Siti Maryam, bukan hasil kontes, tapi pengakuan langsung dari atas langit, dari Tuhan Yang Maha Agung.

Coba kita lihat apa saja dan bagaimanakah tingkah laku seorang Miss Universe versi Tuhan? Kita coba buka Al Quran Surat Maryam, ayat 16 sampai 22;

Dan ceritakanlah (kisah) Maryam didalam Al-Quran, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami (jibril) kepadanya, maka ia menjelma dihadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. Maryam berkata, ”Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Tuhan yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa.” Ia (jibril) berkata, ”Sesungguhnya, aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu untuk memberimu seorang anak laki- laki yang suci.” Maryam berkata, ”Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki- laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku, dan aku bukan pula seorang pezina!” Jibril berkata, “Demikianlah, Tuhanmu berfirman ’hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat menjadikannya suatu tanda bagi manusai dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan’ ” Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.

Maha Suci Allah Swt, yang telah memberikan contoh kepada kita semua tentang seorang Miss Universe yang sesungguhnya. Miss Universe adalah seorang yang suci, tidak pernah seorang lelaki pun menyentuhnya, tidak pula memperlihatkan dan memamerkan auratnya kepada selain muhrimnya.

Jadi, adalah tugas kita bersama untuk meluruskan kembali makna Miss Universe yang sebenarnya. Sehingga semua orang tidak terkecoh dengan gaya- gaya luar yang memang bertujuan untuk merusak akhlak generasi muda dan wanita wanita muslim.

Jadi, apakah anda merasa bangga dengan seorang Miss Amerika 2010 yang muslimah?
Anda yang mempunyai pendapat! Semoga bermanfaat.

Penulis: Yuyu Latifah (yuyu.latifah@yahoo.com) Villa Mutiara Cikarang, Bekasi