Pages

Sesungguhnya kemauan yang kuat untuk memikul amanah dan kewajiban yang dibebankan Alllah kepada kita adalah sebuah kemuliaan dan keuntungan, bukan beban dan kerugian.

Selasa, 31 Agustus 2010

Mukjizat Ibadah Ramadhan

Qiyam adalah aktivitas ibadah shalat di malam hari. Shalat harus dilakukan dengan berdiri (qiyam). Di bulan Ramadhan, shalat taraweh disebut qiyamullail (berdiri di malam hari), sedangkan di luar Ramadhan adalah shalat tahajjud. Hakikat Qiyam adalah bangun dan tegak lurus sambil berdiri beribadah kepada Allah. Jika di siang hari kita melakukan Shiyam atau manajemen syahwat, maka di malamnya kita dilatih untuk Qiyam. Jika makna di balik kata Shiyam itu adalah manajemen syahwat, maka di balik kata Qiyam dapat pula kita maknai sebagai manajemen ibadah.

Terdapat tiga prinsip dasar dalam memaknai Qiyam dalam arti manajemen ibadah. Pertama, tegak lurus berdiri beribadah kepada Allah. Kedua, kesiapan diri meluruskan dan menyatukan semua orientasi hidup dan aktvitas hidup kita dari bermacam-macam menjadi hanya kepada Allah dan untuk Allah semata. Inilah inti komitmen yang selalu kita ucapkan waktu membaca doa iftitah dalam shalat [QS. Al-An’am (6) : 161-163]. Ketiga, memenej ibadah berdasarkan aturan, sistem dan ketentuan Allah, baik tujuannya, caranya maupun skala prioritasnya.

Mukjizat ibadah Ramadhan akan kita rasakan jika berbagai ibadah tersebut kita menej dan kerjakan berdasarkan tiga prinsip dasar tersebut di atas. Sebab itu, ibadah Qiyam Ramadhan (shalat malam) adalah lambang kesiapan kita untuk berdiri dan mengemban semua amanah dan kewajiban yang Allah pikulkan ke pundak kita semasa kita hidup di dunia ini. Kita tidak punya pilihan kecuali memikulnya. Ini adalah bukti bahwa kita adalah hamba-Nya yang tidak punya daya dan upaya sedikitpun di hadapan kehendak dan kemauan-Nya.

Sesungguhnya kemauan yang kuat untuk memikul amanah dan kewajiban yang dibebankan Alllah kepada kita adalah sebuah kemuliaan dan keuntungan, bukan beban dan kerugian. Amanah memahami, mengamalkan dan memperjuangkan Al-Qur’an agar menjadi the way of life kita dan manusia lainnya; amanah sahalat, amanah pengorbanan dengan harta dan mencari solusi kesulitan ekonomi masyarakat dan berbagai amanah lainnya, seperti yang dijelaskan Allah dalam Kitab-Nya :
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (29) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (30)

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, (29) agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri (30) [QS. Fathir (35) : 29-30].

Qiyam Ramadhan adalah lambang kesiapan kita untuk selalu mengoreksi dan meluruskan orentasi hidup kita yang di siang hari bisa saja terpengaruh oleh berbagai godaan dan janji kosong setan dan dunia. Atau bisa juga disebabkan keras dan kejamnya sistem hidup yang ada dalam masyarakat dan pemerintahan yang ada sehingga hidup ini terasa amat sulit dan penuh kezaliman. Sebab itu, Ramadhan mengajarkan kita untuk mengoreksi dan meluruskan orienatsi hidup itu setiap malam. Targetnya adalah agar kita memiliki karakter yang kuat dalam menghadapi percaturan hidup ini sehingga orientasi hidup kita tetap terpelihara dan tidak condong serta mengarah kepada selain Allah. Karena, perubahan orientasi hidup kepada selain Allah, atau kecenderungannya kepada selain Allah akan mengakibatkan perubahan jalan hidup yang ditempuh. Inilah yang kita minta selalu dalam shalat fardhu maupun dalam Qiyam Ramadhan dan di luar Ramadhan :

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7)

Tunjukilah kami ke jalan yang lurus (6), yaitu jalan orang yang tidak Engkau murkai (Yahudi) atas mereka, dan tidak pula jalan hidup orang yang tersesat (Nasrani) (7). [QS. Al-Fatihah (1) : 6 -7]

Sesunggunya perubahan orentasi hidup kepada selain Allah adalah kekufuran dan kemusyrikan yang akan menghancurkan kehidupan kita baik di dunia maupun di akhirat. Komitmen untuk tetap menjaga orentasi hidup hanya untuk Allah merupakan komitmen yang selalu kita ucapkan saat kita Qiyamullail. Sumber : eramuslim.com