Pages

Sesungguhnya kemauan yang kuat untuk memikul amanah dan kewajiban yang dibebankan Alllah kepada kita adalah sebuah kemuliaan dan keuntungan, bukan beban dan kerugian.

Kamis, 24 September 2009

Memelihara Iman Keluarga di Akhir Zaman Saat Fitnah Memuncak

الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد الله أكبر كبيرا و الحمد لله كثيرا و سبحان الله بكرة و أصيلا

لآإله إلا الله و لا نعبد إلا إياه مخلصين له الدين ولو كره الكافرون

لآإله إلا الله وحده صدق وعده و نصر عبده و أعز جنده و هزم الأحزاب وحده لآإله إلا الله الله أكبر الله أكبر و لله الحمد

الحمد لله الذي ألف بين قلوبنا فأصبحنا بنعمته إخوانا

الحمد لله الذي أرسل رسوله بالهدى و دين الحق ليظهره على الدين كله

ولو كره المشركون

أشهد أن لآإله إلا الله و أشهد أن محمدا رسول الله

اللهم صلي على محمد و على آله و أصحابه و أنصاره و جنوده

و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين

فقال الله تعالى في كتابه الكريم:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ

وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ ﴿١٨﴾ الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد




Sadarkah kita bahwa salah satu perkara penting yang sering diabaikan oleh ummat Islam dewasa ini ialah betapa terancamnya eksistensi iman keluarga-keluarga kita? Sadarkah kita bahwa aneka serangan al-ghazwu al-fikri (perang ideologis) secara sistematis berlangsung setiap hari merongrong keutuhan iman diri, anak dan isteri kita? Kian hari kian terasa betapa zaman yang sedang kita jalani dewasa ini merupakan potongan zaman yang sarat dengan fitnah. Inilah zaman yang telah di-nubuwwah-kan oleh Rasulullah Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam dalam haditsnya yang berbunyi:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ

Bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam “Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya.” Maka seseorang bertanya: ”Apakah karena sedikitnya jumlah kita?” ”Bahkan kalian banyak, namun kalian seperti buih mengapung. Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah telah menanamkan dalam hati kalian penyakit Al-Wahan.” Seseorang bertanya: ”Ya Rasulullah, apakah Al-Wahan itu?” Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Cinta dunia dan takut akan kematian.” (HR Abu Dawud)

الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد

Jamaah sholat Idhul Fitri rahimakumullah

Penyakit Al-Wahan alias ”Cinta dunia dan takut akan kematian” cukup hebat mendominasi keluarga-keluarga Islam dewasa ini. Penyakit ini muncul dikarenakan hebatnya pengaruh pemimpin dunia global dewasa ini yang terdiri dari kaum kuffar yang tidak faham apapun soal perkara kehidupan akhirat. Mereka memang sangat canggih dalam menguasai berbagai lini kehidupan menyangkut urusan lahiriah-materialistik kehidupan duniawi. Namun soal kehidupan sebenarnya di akhirat kelak mereka sangatlah lalai dan tidak peduli bahkan tidak mempercayainya. Dunia dewasa ini secara global sedang dikendalikan oleh bangsa Ruum (Romawi) alias Barat Eropa-Amerika. Dan Allah menggambarkan peradaban Romawi di dalam surah Ar-Ruum sebagai berikut:

يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآَخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ

“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS Ar-Ruum ayat 7)

Para pemimpin global bangsa Romawi Modern ini dengan gencar, sistematis dan penuh kesungguhan berusaha keras mensosialisasikan faham materialisme dan sekularisme yang menjadi falsafah hidup mereka kepada segenap penduduk planet bumi. Tanpa kecuali ummat Islam di dalamnya. Dengan segenap sarana dan prasarana yang dimiliki mereka berusaha menjadikan setiap orang yakin bahwa hanya dengan menimbun materi-lah kebahagiaan bakal diperoleh. Hanya dengan memisahkan urusan dunia dari nilai-nilai agama atau keimanan-lah manusia akan mencapai kebebasan sejati.

Artinya, mereka berusaha menularkan nilai-nilai kekufuran yang ada dalam diri mereka kepada siapa saja, termasuk kita yang asalnya sudah beriman. Sehingga tidak sedikit kaum muslimin di berbagai belahan dunia mulai mengekor kepada pandangan hidup kaum kuffar pemimpin global dunia dewasa ini. Allah SWT bahkan me-warning kita bahwa kesungguhan mereka berusaha memurtadkan orang-orang beriman mencapai derajat jiwa atau spirit perang.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430H

Assalamu'alaikum...

Sejalan dengan berlalunya Ramadhan tahun ini
Kemenangan akan kita gapai
Dalam kerendahan hati ada ketinggian budi
Dalam kemiskinan harta ada kekayaan jiwa
Dalam kesempatan hidup ada keluasan ilmu
Hidup ini indah jika segala karena ALLAH SWT

Ramadhan Telah Pergi
Senang Atau Sedihkah Kita Meninggalkan Ramadhan?
Apakah Allah Mengampuni Dosa Kita Di Ramadhan Ini?
Sampaikah Kita Di Ramadhan 1431H?

Taqoballahu Minna Wa Minkum

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H

ROHIS SMKN 6 JAKARTA

Sabtu, 19 September 2009

Apa Yang Akan Anda Sombongkan???



Hartamu?

Seberapa banyak harta yang ingin kau perlihatkan pada dunia ini?
Senangkah hatimu jika engkau dipandang sebagai hartawan?

Ah... itu hanya tipuan dunia.
Sadarlah wahai jiwa, nafsumu sedang di atas angan-angan semu, engkau sedang dipermainkan oleh nafsu duniawi...
Bukankah Rasul itu orang yang sangat kaya? Tapi apakah beliau sombong? TIDAK sama sekali.. bahkan beliau selalu berpesan pada istrinya ketika di malam hari masihkah ada hartanya yang tersisa yang belum beliau sedekahkan? Beliau tidak pernah takut kehilangan hartanya ketika beliau belanjakan di jalan ALLAH, karena ALLAH sudah mempersiapkan rizqi pada setiap yang bernyawa.
Ah indahnya... jika meneladani Rasul kita... Muhammad SAW.

Jabatan?

Sudah sampai tingkat mana jabatanmu saat ini atau statusmu atau titel yang mengikuti namamu?
Banggakah dirimu?
Apakah engkau ingin dipuji oleh orang-orang di sekitarmu..
Hei! Sadarlah!! Pujian apa yang kau nanti?
Bukankah yang berhak dipuji hanya Rabbmu? Rabb kita?! Kenapa engkau ingin meminta dipuji atau disanjung-sanjung?
Ingatlah kita ini makhluk yang amat lemah dan sangat kecil.

Ketampananmu?
Hanya karena wajahmu yang tampan, engkau merasa yang paling keren?
Angkuh sekali jika hanya mengandalkan ketampanan yang sementara.
Ingatlah.. bukankah ALLAH menilai dari akhlaqmu, bukan ketampanan fisikmu?
Sia-sia belaka jika kita hanya terus memperbaiki ketampanan fisik kita tanpa berusaha memperbaiki akhlaq kita pada setiap hari yang kita punya.

Sadarlah semuanya.... Harta, Jabatan, Ketampanan yang kita miliki saat ini hanyalah sementara sangat sementara!!! Jika ada diantara kita saat ini merasa angkuh, maka bisa jadi dia belum mengenal Rabbnya atau hatinya sedang tertutup..

Astaghfirullohu...
aku takut sekali sifat ini datang padaku.
Kita ini sangat kecil dan teramat kecil di hadapan ALLAH..
Masihkah ada ruang di hati kita untuk si ‘angkuh’ bersemayam.

Ya Ghaffar... ampuni hamba..
Terkadang tidak disangka, rasa angkuh itu datang. Aku sudah berusaha menutup rapat2 hati ini untuk si angkuh tidak hadir, tapi kenapa dia bersikeras mengetuk pintu hatiku ingin masuk??

Hamba takut... amalan hamba yang hanya setitik ini hilang sekejap hanya karena keangkuhan itu datang mengganggu..

Ya Latif.. lembutkanlah hati ini
Lembutkanlah hati yang terkadang sering bernoda
Ya Sami’ Engkaulah yang selalu mendengarkan setiap pinta dari hamba yang lemah ini...Lindungilah hamba dari sifat angkuh ini..
semoga Engkau mengabulkan permintaan ini.
Aamiin..

-pada titik diri yang ingin kurobohkan keangkuhan ini-
Sumber : eramuslim.com