Banyak orang awam beranggapan bahwa pacaran adalah wasilah (sarana) untuk berta’aruf (berkenalan). Kata mereka, dengan berpacaran akan diketahui jati diri kedua ‘calon mempelai’ supaya nanti jika sudah menikah tidak kaget lagi dengan sikap keduanya dan bisa saling memahami karakter masing masing.
Demi Alloh, tidaklah anggapan ini dilontarkan melainkan oleh orang orang yang terbawa arus budaya Barat dan hatinya sudah terjangkiti
bisikan setan. Tidakkah mereka menyadari bahwa yang namanya pacaran tentu tidak terlepas dari kholwat (berduaduaan dengan lawan jenis) dan ikhtilath ( laki laki dan perempuan bercampur baur tanpa ada hijab/tabir penghalang)?! Padahal semua itu telah dilarang dalam Islam.
Perhatikanlah tentang larangan tersebut sebagaimana tertuang dalam sabda Rosululloh Sholallahu 'Alaihi Wasallam :
“Sekalikali tidak boleh seorang lakilaki bersepi sepi dengan seorang wanita kecuali wanita itu bersama mahromnya.”
(H.R. alBukhori:1862, Muslim: 1338)
Al Hafizh Ibnu Hajar al Asqolani berkata: “Hadits ini menunjukkan bahwa larangan bercampur baur dengan wanita yang bukan mahrom adalah ijma’ (kesepakatan) para ulama.” (Fathul Bari: 4/100)
Oleh karena itu, kendati telah resmi melamar seorang wanita, seorang laki laki tetap harus menjaga jangan sampai terjadi fitnah. Dengan diterima pinangannya itu tidak berarti ia bisa bebas berbicara dan bercanda dengan wanita yang akan diperistrinya, bebas suratmenyurat,
bebas bertelepon, bebas ber-SMS, bebas chatting, atau bercakap cakap
apa saja.
Wanita tersebut masih tetap ajnabiyyah baginya hingga berlangsungnya akad nikah.
--------------------------------------------------------------------------------------
>>ADAKAH PACARAN ISLAMI ?
Ada lagi pemudapemudi aktivis organisasi Islam—yang katanya punya semangat terhadap Islam—disebabkan dangkalnya ilmu syar’i yang mereka miliki dan terpengaruh dengan budaya Barat yang sudah berkembang, mereka memunculkan istilah “pacaran islami” dalam pergaulan mereka. Mereka hendak tampil beda dengan pacaranpacaran
orang awam.
Tidak ada saling sentuhan, tidak ada pegangpegangan.
Masing masing menjaga diri. Kalaupun saling berbincang dan bertemu, yang menjadi pembicaraan hanyalah tentang Islam, tentang dakwah, saling mengingatkan untuk beramal, dan berdzikir kepada Alloh aza wajalla serta mengingatkan tentang akhirat, surga, dan neraka.
Begitulah katanya!! Ketahuilah, pacaran yang diembel embeli
Islam ala mereka tak ubahnya omong kosong belaka. Itu hanyalah makar iblis untuk menjerumuskan orang ke dalam neraka. Adakah mereka dapat menjaga pandangan mata dari melihat yang haram sedangkan memandang wanita ajnabiyyah atau laki laki ajnabi
termasuk perbuatan yang diharamkan?!
Camkanlah firman Alloh aza wajalla :
Katakanlah (wahai Muhammad) kepada laki laki yang beriman:
“Hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mata mereka dan memelihara kemaluan mereka, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” Dan katakanlah kepada wanita wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mata mereka dan memelihara kemaluan
mereka” ....
(Q.S. an-Nur [24]: 3031)
Tidak tahukah mereka bahwa wanita merupakan fitnah yang terbesar bagi
laki laki? Rosululloh Sholallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
“Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku fitnah yang lebih berbahaya bagi laki laki daripada fitnahnya wanita.”
(H.R. al Bukhori: 5096)
Sumber : eramuslim.com
Jumat, 17 Juli 2009
Komandan AS akui tak dapat kalahkan Thaliban
KABUL (SuaraMedia News) – Komandanmiliter AS, Laksamana Michael Mullen mengatakan bahwa dirinya tidak tahu persis berapa lama waktu yang diperlukan bagi AS agar mampu meningkatkan “keamanan” di Afghanistan dan menyingkirkan para pejuang Taliban.
Dia mengeluarkan peringatan bahwa para pejuang Taliban bertempur dengan lebih gigih, lebih terorganisir, oleh karena itu, pertempuran dengan Taliban akan berlangsung dengan amat sengit dan memakan waktu yang panjang.
Namun dia menambahkan bahwa jika strategi tempur dan siasat AS dilakukan dengan cukup baik, maka mereka bisa saja menghasut rakyat Afghanistan untuk berpaling dari Taliban.
AS kembali mengerahkan 33.000 orang prajurit untuk menambah 30.000 orang pasukan yang ada di Afghanistan. Pasukan tersebut bergabung dengan pasukan Nato lainnya yang sebelumnya sudah berada di Afghanistan.
Awal bulan ini, pasukan marinir AS melancarkan serangan besar-besaran pertama dibawah komando presiden AS Barack Obama. Sekitar 4.000 orang tentara, yang sebagian merupakan bekas tentara yang ditempatkan di Irak dan ditarik keluar untuk dialihkan ke Afghanistan, merangsek menyusuri sungai Helmand, dengan dukungan openuh dari helikopter tempur dan tentara Afghanistan.
Laksamana Mullen melakukan wawancara eksklusif dengan channel BBC berbahasa Arab di pangkalan militer Bagram di Afghanistan, dia mengatakan bahwa dia percaya diri bahwa ada cukup banyak pasukan untuk mempertahankan wilayah tersebut dan memerangi Taliban.
Ketika ditanyakan mengenai berapa lama situasi di daerah tersebut akan berkembang, dia menjawab: “Saya tidak tahu persis berapa lama.”
“Saya tahu benar bahwa keadaan menjadi semakin buruk dalam tiga bahkan tiga setengah tahun terakhir sejak 2006, dan (para pejuang) Taliban memang bertempur dengan semakin baik.”
Dia menambahkan, “namun pertempuran bukanlah hal yang utama.”
“Pada akhirnya, jika kami melakukannya (menghasut rakyat Afghanistan) dengan benar, maka warga Afghanistan akan berpaling dari Taliban.”
“Dan itulah jawaban yang selama ini kami nantikan,” kata Mullen.
Dia menambahkan bahwa dalam waktu 12 hingga 18 bulan ke depan, AS perlu untuk membalikkan keadaan. Dengan tingkat kekerasan yang terus meningkat sejak tahun 2006, keamanan AS menjadi lebih buruk.
“Namun, menciptakan “keamanan” yang benar-benar meyakinkan akan memakan waktu,” pungkasnya.
Sementara itu, seorang analis masalah Asia Selatan mengatakan bahwa permasalahan Taliban yang mengendalikan Pakistan dan juga masalah persenjataan nuklir sudah terlalu dibesar-besarkan oleh pihak Barat, demikian katanya seperti dikutip oleh RIA Novosti.
“Saya rasa, masalah ancaman yang digembar-gemborkan oleh AS sudah dilebih-lebihkan,” demikian kata Rahul Roy-Chaudry, seorang analis dari Institut Internasional Studi Strategis. “Pakistan sama sekali bukan negara gagal. Pakistan adalah sebuah negara bersatu.”
Komentar dari analis tersebut dilontarkan sesaat sebelum perdana menteri India, Mammohan Singh bertemu dengan Yousuf Raza Gilani dari Pakistan, pertemuan tersebut berlangsung di Mesir untuk membicarakan mengenai cara meredakan ketegangan antara kedua negara tetangga tersebut.
Hubungan antara kedua negara tersebut memburuk setelah bulan November lalu terjadi sebuah serangan di kota Mumbai, India. Pemerintah India langsung menuding kelompok dari Pakistan sebagai pihak yang mendalangi serangan tersebut.
“Saya rasa, posisi yang diambil India juga menegaskan bahwa kemungkinan mengenai Taliban mengambil alih Pakistan adalah sebuah hal yang dilebih-lebihkan.”
Sumber : eramuslim.com
Langganan:
Postingan (Atom)