Selasa, 09 Februari 2010
Gerakan Mukena Bersih
Gerakan Mukena Bersih diawali oleh pengalaman pribadi seorang Gita Saraswati, hampir dua tahun yang lalu. Ketika itu, Gita mampir untuk menunaikan shalat Ashar di sebuah masjid yang terletak di kompleks departemen pemerintahan. Begitu kecewanya Gita karena saat ia hampir selesai melafalkan doa dan menelungkupkan kedua tangannya ke wajah, ia menemukan kotoran hidung kering di mukena yang ia pakai yang berasal dari masjid departemen tersebut. Saat itulah ia mulai berfikir, ada sesuatu yang salah pada umat Islam. Bagaimana doa akan dikabulkan oleh Allah sementara pakaian beribadah kita kotor? Padahal kebersihan adalah bagian dari iman?? Dan mulailah ia dan kelima orang temannya, Diana, Niken, Siska, Indra, dan Yayi membentuk Gerakan Mukena Bersih.
Gerakan Mukena Bersih adalah sebuah program pembelajaran nilai-nilai Islami dalam kehidupan nyata sehari-hari, yaitu dengan memastikan tersedianya mukena yang bersih di tempat ibadah umum (masjid dan mushola) yang dalam prosesnya melibatkan berbagai unsur masyarakat.
Program Gerakan Mukena Bersih atau disingkat GMB bersifat nirlaba dan berbasis relawan. GMB dirancang sesederhana mungkin sehingga diharapkan dapat menyentuh berbagai kalangan di masyarakat.
Gita Saraswati, salah satu pendiri GMB menginginkan gerakan yang dibentuknya ini dapat mengakar ke masyarakat, artinya, paradigma masyarakat dapat berubah setelah adanya Gerakan Mukena Bersih ini. Masyarakat seharusnya menyadari bahwa kebersihan dalam beribadah, apalagi ingin berhadapan dengan Allah swt, merupakan faktor penting dalam agama Islam. “Kalau dari hal kecil seperti menjaga kebersihan fisik ini saja tidak dapat kita jaga, bagaimana dengan kondisi spiritual, mental dan yang lainnya?” ujar Gita yang ditemui oleh reporter eramuslim.com di kediamannya di daerah Jakarta Selatan.
GMB melingkupi dua kegiatan utama, yaitu pengadaan mukena dan pemeliharaan mukena. Pengadaan mukena diupayakan melalui berbagai kegiatan penggalangan dana maupun berbagai bentuk kerja sama yang dilakukan oleh GMB. Sementara pemeliharaan mukena diupayakan melalui berbagai kegiatan sosialisasi untuk mendapatkan dukungan masyarakat luas sebagai Relawan Pemelihara.
Siapa saja dapat menjadi relawan pemelihara dan ikut dalam gerakan ini. Tua-muda, kaya-sederhana, laki-laki atau perempuan dapat turut andil dan bergabung dalam GMB. Meskipun demikian, setiap orang yang bergabung di GMB sebaiknya adalah orang yang memahami manfaat program GMB secara luas, baik bagi masyarakat maupun bagi dirinya. GMB berharap dengan bergabungnya para relawan dapat menyebarkan beberapa dimensi pembelajaran yang ada di dalam gerakan ini, yaitu pencitraan Islam di tanah air, kebersamaan dalam kebaikan, dan keteguhan memegang amanah. Dengan dimensi tersebut, para relawan dapat berkomitmen untuk memelihara mukena di tempat ibadah umum di lingkungan sekitarnya, misalnya di masjid/mushola di dekat tempat tinggal, tempat kerja, kampus, sekolah, pusat perbelanjaan, dll. Sumber: eramuslim.com
Kamis, 04 Februari 2010
Pameran Iptek Dunia Islam di London Dibanjiri Pengunjung
Pameran Warisan Ilmu Pengetahuan Islam yang digelar di Museum Ilmu Pengetahuan London, Inggris dibanjiri pengunjung. Pameran yang berlangsung sejak tanggal 21 Januari itu menampilkan berbagai hasil karya ilmuwan Muslim dalam berbagai bidang, antara lain di bidang sosial, teknik, llmu pengetahuan, kedokteran dan arsitektur yang menjadi cikal bakal perkembangan peradaban modern saat ini.
Pameran yang disponsori oleh Jameel Foundation itu dengan tema "1001 Inventions: Discover the Muslim Heritage in Our World". Dalam pameran ini, pengunjung yang datang tidak dikenai biaya dan bisa menyaksikan berbagai hasil temuan dan perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam mulai dari abad ke-7.
Pihak Museum London tidak menduga masyarakat Inggris begitu antusias mengunjungi pameran yang akan digelar sampai tanggal 25 April mendatang. Hingga hari ini, jumlah pengunjung sudah mencapai lebih dari 15.000 orang dan Direktur Museum menilai pameran warisan Islam ini sukses besar.
"Sejak ribuan tahun yang lalu, mulai dari abad ke-7 dan seterusnya, adalah periode gemilang kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia Islam, yang membentang dari Cina, India, Persia, Afrika dan Arabia," kata Profesor Chris Rapley, Direktur Museum Sains London.
Beberapa benda peninggalan warisan Islam yang dipamerkan antara lain reproduksi peta kuno sepanjang 3 meter yang dibuat oleh ilmuwan Muslim Al-Idrisi pada abad ke-12, peralatan kedokteran yang digunakan 1000 tahun lalu dan masih ada yang digunakan hingga sekarang, serta model kamar gelap abad ke-9 karya Ibnu Al-Haytham yang menjadi cikal bakal pembuatan kamera dan peninggalan kuno lainnya.
Sumber : www.google.com
Langganan:
Postingan (Atom)